FYI: Serial ini merupakan versi Korea dari serial Jepang berjudul Heavenly Coins. Namun begitu, tidak seperti sinetron Indonesia yang doyan menyadur “plek-plek”, banyak perbedaan plot antara Spring Days dan Heavenly Coins.
Long: 20 episodes
Year: 2005
Rating: 3 (skala 1-5, versi ikorlov)
Cast n Character:
Gao En Hao (Ji Jin Hee)
Anak laki-laki dari tertua dari dr. Gao. Ia juga bekerja sebagai seorang dokter di rumah sakit ayahnya. Sejak ayahnya bercerai dengan ibu kandungnya, ia tinggal dengan ibu tirinya dan kemudian memiliki adik setengah darah bernama En Xi. Sifatnya ramah dan penyabar.
Xu Zhen En (Go Hun Jung)
Cucu perempuan dari seorang dokter di suatu pula kecil. Ia membantu kakeknya dengan menjadi perawat di klinik. Sejak ditinggal ibunya saat kecil, ia tidak mau berbicara sepatah kata pun.
Gao En Xi (Jo In Sung)
Anak kedua sekaligus terkecil dari dr. Gao. Ia juga seorang dokter karena dipaksa oleh ayahnya. Padahal, ia sangat takut melihat darah. Emosinya mudah meledak-ledak. Bertolak belakang dengan Gao En Hao.
Story:
En Hao akhirnya memutuskan untuk mencari ibu kandungnya sendiri. Ayahnya tidak mau memberikan keterangan tentang dimana ibunya berada. Ia pun pergi untuk mencari keterangan dari dr. Xu Du Hao yang tinggal di pulau terpencil. En Hao pergi dengan meninggalkan sepucuk surat pada Ayahnya.
Di sisi lain, En Xi geram pada En Hao. Sebelum En Hao pergi, ia menemui En Xi di pub tempatnya bermain cello. Ia meminta En Xi untuk pulang ke rumah (note: En Xi sudah lama meningggalkan rumah) dan mengatakan bahwa ayahnya sedang sakit. En Hao yang mengetahui adiknya sedang meminta dibelikan mobil, kemudian memberikan kuci mobilnya untuk En Xi.
Namun dasar En Xi yang kekanak-kanakkan, Ia malah berteriak-teriak dan mengatakan bahwa En Hao pasti memberi dia mobil itu karena udah punya yang baru. Entah panik karena ayahnya atau penasaran terhadap mobil baru En Hao, En Xi balik ke rumah dan mendapati bahwa En Hao tidak mempunyai mobil baru dan ayahnya tidak sakit.
En Hao akhirnya sampai ke klinik dr. Xu Du Hao. Sayang, tidak semudah itu untuk mendapatkan alamat ibunya. Ia kemudian diberikan penawaran bahwa dr. Hao akan memberikannya apabila Ia membantunya selama beberapa bulan (gak jelas berapa lama d) di kliniknya. En Hao setuju. Ada yang unik dari klinik ini. Klinik ini meminta bayaran berupa telur dari pasiennya. Jadi tiap hari menu makanannya yang dimakan En Hao adalah telur dengan macam-macam bentuk. (bisulan deh bisa2 ^_^)
dr. Xu memiliki seorang cucu perempuan bernama Zhen En yang tinggal bersamanya. En Hao penasaran dengan cucu dari dr. Xu ini. Bagaimana tidak, Zhen En tidak pernah mengucapkan sepatah kata pun!! dr. Xu kemudian bercerita bahwa ia tidak pernah berbicara lagi setelah ia menemui ibunya yang telah meninggalkannya namun ibunya tidak mengenalinya.
En Hao pun kemudian berupaya untuk membuat Zhen En kembali berbicara. Zhen En sejak kecil mempunyai obsesi terhadap piano dan musik klasik. En Hao yang mengetahui hal ini lantas membetulkan piringan hitam dan menyetelkan musik klasik. Tak disangka, yang didapatkan En Hao hanya sebuah tamparan keras di pipinya!! Zhen En berlari keluar rumah menuju arah pantai. En Hao mengejarnya dan berkata pada Zhen En untuk menangis apabila ia merasa sakit. Jreng-jreng, mereka berdua menangis sesunggukkan gak jelas.
Sejak itu, mereka berdua makin akrab. Tapi Zhen En tetap tidak mau berbicara. Akhirnya tibalah saat dr. Hao memberikan alamat ibunya. Sebelum pergi, En Hao meminta En Xi mengirimkan piano ibunya di rumah dan memberikannya pada Zhen En. Eh, tak disangka-sangka, ketika En Hao pergi dan sudah naik kapal ferry, Zhen En datang dan berteriak pada En Hao dan memintanya agar ia cepat kembali. Saat inilah pertama kali Zhen En bicara kembali. Dan semenjak itu, Zhen En malah banyak banget bicara.
En Hao akhirnya bertemu ibunya. Ibunya pun sangat senang bertemu dengan En Hao. En Hao kemudian meminta ibunya untuk ikut bersamanya. En Hao sangat berharap agar ia dapat menikahi Zhen En dan tingga bersama ibunya. Sayang, hal itu tidak pernah terwujud. Mereka berdua mengalami kecelakaan saat pergi mengendarai mobil ketika cuaca sedang buruk. Ibunya En Hao meninggal di depan mata kepala En Hao sendiri.
Zhen En sedih dikarenakan En Hao tidak ada kabar. Ia memutuskan untuk pergi ke tempat Ibunya En Hao. Miris, yang didapatinya bukan kebahagiaan bertemu En Hao melainkan berita kecelakaannya. Zhen En kemudian pergi untuk mencari dimana En Hao dirawat.
En Hao mengalami luka yang cukup serius. dr. Gao meminta En Xi untuk menjemput En Hao dan memindahkannya ke rumah sakit mereka. En Xi panik melihat kakaknya, disini terlihat bahwa En Xi sebenarnya sangat mencintai kakaknya. Hingga di rumah sakit, ia tetap setia di samping tempat tidur En Hao dan menangi. Di saat yang sama, Zhen En akhirnya menemukan tempat En Hao dirawat. Melihat keadaan En Hao, dia kemudian berjanji akan mengabdikan dirinya untuk En Hao guna membalas budi. Pada saat ini pula, Zhen En kemudian melihat En Xi yang sedang menangis di samping tempat tidur En Hao dan mengusap air mata di pipi En Xi.
dr. Xu yang dikabari kecelakaan En Hao, segera datang ke Seoul. Mendapati cucunya bersikeras untuk merawat En Hao, ia menitipkan Zhen En pada dr. Gao yang merupakan muridnya. dr. Gao kemudian meminta En Xi untuk meberikannya tempat tinggal di apatemennya untuk Zhen En.
Selama masa-masa En Hao tak sadarkan diri, kedekatan En Xi dan Zhen En pun terjalin. Zhen En berkata pada En Hao yang terbaring, bahwa En Hao mengajarkannya menangis, tetapi En Xi mengajarkannya untuk tertawa. En Xi juga mulai menyukai Zhen En, tanpa mengetahui bahwa kakaknya dan Zhen En telah mempunyai ikatan batin yang sangat dalam.
Suatu ketika En Hao akhirnya sadarkan diri. Namun En Hao ternyata mengalami hilang ingatan sebagian. Jadi dalam benaknya, ia merupakan anak berusia 10 tahun. Zhen En yang tidak dikenali En Hao harus kembali bersabar agar dapat bisa bersama En Hao kembali.
Perlahan-lahan, ingatan En Hao mulai pulih. Hal ini nampaknya malah menyebabkan permasalahan. En Xi yang udah kepalang cinta mati sama Zhen En tidak bisa melepaskannya begitu saja meskipun di satu sisi ia tersadar bahwa Zhen En adalah milik kakaknya. Begitupun juga dengan Zhen En, ia bingung untuk memilih salah satunya atau tidak memilih. Terlebih lagi, ada ibunya En Xi yang begitu tidak setuju kalau ia bersama En Xi atau En Hao dan menghalalkan segala cara untuk membuat Zhen En menjauh. Oh iya, disini muncul satu tokoh lagi, Jin Min Zheng, mantan pacarnya En Hao yang masih teobsesi untuk balikan sama En Hao. Jin Min Zheng kemudian bekerja sama dengan ibunya En Xi untuk menjauhkan Zhen En.
Hayooo... tonton saja kalau penasaran dengan endingnya. Pokonya selama serial ini, kita dibuat penasaran dengan apakah yang terjadi? Dan siapakah yang pada akhirnya bersama Zhen En?
in my opinion:
Capek gw nontonnya... bukannya gimana-gimana, kepala gw dibuat pusing sama tingkahnya Zhen En. Semuanya tanda tanya. Permasalahannya pun sebenernya nggak kompleks, cuman dibuat berkepanjangan. Jadi rasanya pas di tengah tuh pingin di cepetin aja ato langsung nyetel disc terakhirnya. Ini gw kasih rating 3 juga karena ada Jo In Sung. Kalo nggak sih udah gw kasih 1 atau 2. Abis keseeel banget nunggu endingnya!!!
+ siPoeth kitNac +
Tuesday, August 01, 2006
Spring Days aka Spring sun
Labels:
Drama Korea
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
5 comments:
hahaha... dasar lo... ini nih yang katanya penulis resensi terpercaya... ngasih rate 3 karena ada jo in sung-nya!!! bahhh!!! hahaha... ga adil nihhh... udahlah put, sekali2 harus ada dong film yang ratingnya 1 atau 2... gyahahahaha... xD
++randjay tertawa terbahak2++
yupe.. mestinya gitu jay... dan gw sedang mempertimbangkan untuk memberi rating 1 pada my boyfriend is type B mu...!!! hwahwakhwak.... tunggu saja
Akhir'y gmn itu?
Haa.... Suka...suka...suka...dg alasan krn ad jo in sung dpt rating 3.setuju bngeettt....jo in sung lovers
Haa.... Suka...suka...suka...dg alasan krn ad jo in sung dpt rating 3.setuju bngeettt....jo in sung lovers
Post a Comment Post a Comment